Reformasi yang digulirkan oleh Mahasiswa pada awal tahun 1998 tidak hanya mempengaruhi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berakhirnya rezim Orde Baru pada pertengahan Mei pada tahun yang sama. Reformasi yang digulirkan juga berpengaruh pada kehidupan kampus dimana Mahasiswa sebagai penggerak Reformasi larut dalam euforia perubahan tatanan politik negara. Kehidupan kampus tidak bisa berjalan dengan baik terutama Lembaga Kemahasiswaan yang terkesan terabaikan oleh aktivitas diluar kampus.
Keadaan yang sama juga dialami oleh Lembaga kemahasiswaan di fakultas pertanian yang waktu itu dikenal dengan nama Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian. Ke-vakuman Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi Himasep (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) sebagai Lembaga yang menaungi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya. Dengan tidak berfungsinya Himasep maka Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya tidak memiliki wadah yang dapat mewadahi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya maka tumbuhlah beberapa organisasi non formal.
Tumbuhnya beberapa organisasi non formal diantara mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian mendorong untuk segera dibentuk sebuah lembaga baru yang dapat mewadahi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian secara utuh mengingat tidak berjalannya Himasep. Oleh karena itu sejak tanggal 25 November 1999 mulai diadakan persiapan pembentukan sebuah organisasi baru yang diawali dengan sidang pembahasan rencana Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang dilaksanakan dalam Musyawarah Umum Mahasiswa Jurusan (MUMJ). Pada akhirnya tanggal 30 November 1999 dideklarasikan sebuah organisasi baru yaitu PERMASETA (Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) dengan Ketua Umum pertama Luqman Setiawan (Penyuluh ’96) dibantu oleh Sekretaris Umum Rahman Adi Saputra (Agribisnis ’96) dalam menjalankan roda organisasi.
Dengan terbentuknya PERMASETA maka Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasinya. Selain itu dengan adanya PERMASETA, maka organisasi-organisasi non formal yang selama ini ada diharapkan dapat diwadahi mahasiswa angkatan ’98 dan sebelumnya secara otomatis menjadi anggota utama PERMASETA. Sedangkan mahasiswa angkatan ’99 harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan dan Latihan Anggota I (PLA I) untuk dapat diakui sebagai anggota muda yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Mei di Wonosari Lawang. Sedangkan anggota muda angkatan ke-2 (Mahasiswa Angkatan 2000) dilaksanakan pada tanggal 6-8 Oktober 2000 di Coban Rais Batu.
Sebagai sebuah organisasi yang baru terbentuk maka PERMASETA masih belum bisa berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih mencari-cari format yang cocok dalam menjalankan roda organisasi. Dalam masa kepemimpinan Luqman Setiawan masih banyak program kerja yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan sumber daya mahasiswa yang kurang memadai. Akan tetapi tercatat mampu menyelenggarakan kegiatan besar berupa Dialog Interaktif Pertanian Indonesia (DIPI) yang tergolong cukup sukses pada akhir kepengurusan.
Pada bulan Desember tahun 2000 diselenggarakan Mumaseta I (Musyawarah Umum Anggota Permaseta) yang merupakan forum tertingi dalam Permaseta. Dalam Mumaseta ini masa kepengurusan Luqman Setiawan berakhir dan diganti dengan terpilihnya saudara Ruriyanto (Agribisnis ’97) sebagai Ketua Umum periode 2000-2001. Dalam menjalankan roda organisasi maka tim formatur yang terdiri dari formatur (Ruriyanto), Luqman dan Dina membentuk Dewan Pengurus dan menunjuk Endri Agustiyono (Penyuluhan ’97) sebagai Wakil Ketua Umum.
Masa kepengurusan Ruriyanto tergolong adalah masa kepengurusan yang terberat dimana konflik yang terjadi di dalam Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Pertanian (LKM-FP) juga berimbas kedalam Permaseta. Selain itu juga terdapat konflik intern yang mengakibatkan muncul SK Mumaseta Luar Biasa yang mengakibatkan Ruriyanto sempat mengajukan pengunduran diri. Dengan adanya konflik internal dan eksternal yang terjadi pada masa kepengurusan 2000-2001 mengakibatkan roda organisasi tidak berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan pengkaderan tetap berjalan yaitu pelaksanaan PLA I angkatan III (Mahasiswa 2001) pada tanggal 14-16 September 2001 di Coban Talun Batu. PLA II adalah proses untuk menjadi anggota utama yang diikuti oleh anggota muda angkatan 1999 dan angkatan 2000.
Pada bulan Desember 2001 diadakan Mumaseta II yang merupakan akhir kepengurusan dari Ruriyanto dan terpilihnya Bayu Adi Kusuma (Penyuluhan ’99) sebagai Ketua Umum mengungguli M.Machbub S.(Penyuluh ’99). Mumaseta II dikenal dengan Mumaseta yang paling lama dan keras (Desember 2001-Maret 2002), dimana membutuhkan banyak biaya politik yang cukup besar. Dalam Mumaseta II terjadi amandemen terhadap AD/ART mengakibatkan hilangnya kegiatan PLA II yang juga berimbas pada jenjang keanggotaan dimana tidak terdapat lagi anggota utama.
Pada masa kepengurusan Bayu Adi Kusuma (2002-2003), Permaseta seperti halnya kepengurusan sebelumnya, tidak berjalan dengan baik. Dengan tidak berjalan dengan baik, Permaseta pernah mendapat julukan ”Pabrik Tape” dari rekan-rekan Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Pertanian. Hanya dua program kerja yang tergolong sukses.
Mumaseta II yang seharusnya dijadwalkan bulan Desember 2002 diundur menjadi Maret 2003, sehingga kepengurusan Bayu Adi Kusuma adalah 2001-2003. Dalam Mumaseta yang berjalan hampir selama 3 minggu ini, pertama kali pemilihan Ketua Umum dilakukan secara langsung oleh anggota Permaseta dengan cara coblosan. Dalam pemilihan tersebut terpilih Agung Pamujiyanto (Agribisnis 2001, mantan Presiden BEM FP UB 2004-2005 dan mantan EM-UB 2005-2006).
Dalam masa kepengurusan Agung Pamujiyanto, Permaseta mulai bergeliat, hampir semua kegiatan berjalan dengan baik. Roda organisasi mulai berputar kembali. Hal ini dikarenakan tekad dan kerja keras Dewan Pengurus Permaseta dan anggota beserta kader Permaseta yang tidak ingin keadaan Permaseta seperti kepengurusan sebelumnya. Dalam kepengurusan Agung tidak ada kegiatan yang berskala besar karena menitikberatkan pada penataan kembali organisasi Permaseta dan pembinaan kedalam kader-kader Permaseta. Pembinaan kader selain dilaksanakan berupa PLA I angkatan V, Bina Anggota (Biang) pada Januari 2004 dan Staff Magang. Selain itu terdapat beberapa kegiatan penunjang lainnya seperti MMS, Rasta, Liga Bokir, Ice cream Party, Bazaar, dll.
Masa kepengurusan Agung berakhir pada Mumaseta IV tahun 2004 pada bulan Mei 2004. Dalam Mumaseta IV 2004 terpilih Danang Septiawan (PKP ’02) sebagai formatur/Ketua Umum.
Permaseta yang bertugas membuat rancangan amandemen AD/ART. Ketua Umum bersama Agung Pamujiyanto dan Aris Setiawan (Agribisnis ’02) selaku Mide Formatur membentuk Dewan Pengurus Permaseta masa bakti 2004-2005.
Pada masa kepengurusan Danang Septiawan berhasil mengadakan Mumaseta luar biasa (MLB). Dalam MLB ini terjadi Amandemen AD/ART yang menghasilakan diadakannya kembali PLA II sebagai jenjang keanggotaan menuju Anggota Utama.
Masa kepengurusan Danang Septiawan berakhir pada Mumaseta V tahun 2005 pada bulan April 2005. Dalam Mumaseta V 2005 terpilih Yulkhifli Firmansyah (Agribisnis ’03) sebagai Ketua Umum.. Formatur/Ketua Umum bersama Danang Septiawan dan Lukman Purba Wahyudi selaku Mide formatur membentuk dewan Pengurusan Permaseta masa bakti 2005-2006. Pada masa kepengurusan Yulkhifli Firmansyah kegiatan yang diadakan tidak jauh berbeda dengan program kerja kepengurusan sebelumnya. Perbedaan itu adalah diadakannya Olimpiade Sosek dengan peserta se-Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Workshop Web Design serta Sosek to Sosek.
Masa kepengurusan Yulkhifli Firmansyah berakhir pada Mumaseta VI tahun 2006 pada bulan April. Dalam Mumaseta VI 2006 terpilih Nanang Haryanto (PKP ’04) sebagai Ketua Umum. Selain itu juga terpilih Lukman Purba Wahyudi (Agribisnis ’03) sebagai delegasi MPM. Ketua Umum bersama Yulkhifli Firmansyah dan Aisyah Auliasari selaku Mide formatur membentuk dewan pengurus Permaseta 2006-2007.
Pada Mumaseta VII tahun 2007 terpilih Lukman Hakim (SEP ’05) sebagai Ketua Umum. Dengan terbentuknya 6 Departemen antara lain departemen MSDM, Birokrat, DIPSI, Keprofesian, Litbang dan KWU.
Salam Profesi !!!
Keadaan yang sama juga dialami oleh Lembaga kemahasiswaan di fakultas pertanian yang waktu itu dikenal dengan nama Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian. Ke-vakuman Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi Himasep (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) sebagai Lembaga yang menaungi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya. Dengan tidak berfungsinya Himasep maka Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya tidak memiliki wadah yang dapat mewadahi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya maka tumbuhlah beberapa organisasi non formal.
Tumbuhnya beberapa organisasi non formal diantara mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian mendorong untuk segera dibentuk sebuah lembaga baru yang dapat mewadahi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian secara utuh mengingat tidak berjalannya Himasep. Oleh karena itu sejak tanggal 25 November 1999 mulai diadakan persiapan pembentukan sebuah organisasi baru yang diawali dengan sidang pembahasan rencana Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang dilaksanakan dalam Musyawarah Umum Mahasiswa Jurusan (MUMJ). Pada akhirnya tanggal 30 November 1999 dideklarasikan sebuah organisasi baru yaitu PERMASETA (Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian) dengan Ketua Umum pertama Luqman Setiawan (Penyuluh ’96) dibantu oleh Sekretaris Umum Rahman Adi Saputra (Agribisnis ’96) dalam menjalankan roda organisasi.
Dengan terbentuknya PERMASETA maka Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Brawijaya memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasinya. Selain itu dengan adanya PERMASETA, maka organisasi-organisasi non formal yang selama ini ada diharapkan dapat diwadahi mahasiswa angkatan ’98 dan sebelumnya secara otomatis menjadi anggota utama PERMASETA. Sedangkan mahasiswa angkatan ’99 harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan dan Latihan Anggota I (PLA I) untuk dapat diakui sebagai anggota muda yang dilaksanakan pada tanggal 20-21 Mei di Wonosari Lawang. Sedangkan anggota muda angkatan ke-2 (Mahasiswa Angkatan 2000) dilaksanakan pada tanggal 6-8 Oktober 2000 di Coban Rais Batu.
Sebagai sebuah organisasi yang baru terbentuk maka PERMASETA masih belum bisa berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan masih mencari-cari format yang cocok dalam menjalankan roda organisasi. Dalam masa kepemimpinan Luqman Setiawan masih banyak program kerja yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan sumber daya mahasiswa yang kurang memadai. Akan tetapi tercatat mampu menyelenggarakan kegiatan besar berupa Dialog Interaktif Pertanian Indonesia (DIPI) yang tergolong cukup sukses pada akhir kepengurusan.
Pada bulan Desember tahun 2000 diselenggarakan Mumaseta I (Musyawarah Umum Anggota Permaseta) yang merupakan forum tertingi dalam Permaseta. Dalam Mumaseta ini masa kepengurusan Luqman Setiawan berakhir dan diganti dengan terpilihnya saudara Ruriyanto (Agribisnis ’97) sebagai Ketua Umum periode 2000-2001. Dalam menjalankan roda organisasi maka tim formatur yang terdiri dari formatur (Ruriyanto), Luqman dan Dina membentuk Dewan Pengurus dan menunjuk Endri Agustiyono (Penyuluhan ’97) sebagai Wakil Ketua Umum.
Masa kepengurusan Ruriyanto tergolong adalah masa kepengurusan yang terberat dimana konflik yang terjadi di dalam Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Pertanian (LKM-FP) juga berimbas kedalam Permaseta. Selain itu juga terdapat konflik intern yang mengakibatkan muncul SK Mumaseta Luar Biasa yang mengakibatkan Ruriyanto sempat mengajukan pengunduran diri. Dengan adanya konflik internal dan eksternal yang terjadi pada masa kepengurusan 2000-2001 mengakibatkan roda organisasi tidak berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan pengkaderan tetap berjalan yaitu pelaksanaan PLA I angkatan III (Mahasiswa 2001) pada tanggal 14-16 September 2001 di Coban Talun Batu. PLA II adalah proses untuk menjadi anggota utama yang diikuti oleh anggota muda angkatan 1999 dan angkatan 2000.
Pada bulan Desember 2001 diadakan Mumaseta II yang merupakan akhir kepengurusan dari Ruriyanto dan terpilihnya Bayu Adi Kusuma (Penyuluhan ’99) sebagai Ketua Umum mengungguli M.Machbub S.(Penyuluh ’99). Mumaseta II dikenal dengan Mumaseta yang paling lama dan keras (Desember 2001-Maret 2002), dimana membutuhkan banyak biaya politik yang cukup besar. Dalam Mumaseta II terjadi amandemen terhadap AD/ART mengakibatkan hilangnya kegiatan PLA II yang juga berimbas pada jenjang keanggotaan dimana tidak terdapat lagi anggota utama.
Pada masa kepengurusan Bayu Adi Kusuma (2002-2003), Permaseta seperti halnya kepengurusan sebelumnya, tidak berjalan dengan baik. Dengan tidak berjalan dengan baik, Permaseta pernah mendapat julukan ”Pabrik Tape” dari rekan-rekan Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Fakultas Pertanian. Hanya dua program kerja yang tergolong sukses.
Mumaseta II yang seharusnya dijadwalkan bulan Desember 2002 diundur menjadi Maret 2003, sehingga kepengurusan Bayu Adi Kusuma adalah 2001-2003. Dalam Mumaseta yang berjalan hampir selama 3 minggu ini, pertama kali pemilihan Ketua Umum dilakukan secara langsung oleh anggota Permaseta dengan cara coblosan. Dalam pemilihan tersebut terpilih Agung Pamujiyanto (Agribisnis 2001, mantan Presiden BEM FP UB 2004-2005 dan mantan EM-UB 2005-2006).
Dalam masa kepengurusan Agung Pamujiyanto, Permaseta mulai bergeliat, hampir semua kegiatan berjalan dengan baik. Roda organisasi mulai berputar kembali. Hal ini dikarenakan tekad dan kerja keras Dewan Pengurus Permaseta dan anggota beserta kader Permaseta yang tidak ingin keadaan Permaseta seperti kepengurusan sebelumnya. Dalam kepengurusan Agung tidak ada kegiatan yang berskala besar karena menitikberatkan pada penataan kembali organisasi Permaseta dan pembinaan kedalam kader-kader Permaseta. Pembinaan kader selain dilaksanakan berupa PLA I angkatan V, Bina Anggota (Biang) pada Januari 2004 dan Staff Magang. Selain itu terdapat beberapa kegiatan penunjang lainnya seperti MMS, Rasta, Liga Bokir, Ice cream Party, Bazaar, dll.
Masa kepengurusan Agung berakhir pada Mumaseta IV tahun 2004 pada bulan Mei 2004. Dalam Mumaseta IV 2004 terpilih Danang Septiawan (PKP ’02) sebagai formatur/Ketua Umum.
Permaseta yang bertugas membuat rancangan amandemen AD/ART. Ketua Umum bersama Agung Pamujiyanto dan Aris Setiawan (Agribisnis ’02) selaku Mide Formatur membentuk Dewan Pengurus Permaseta masa bakti 2004-2005.
Pada masa kepengurusan Danang Septiawan berhasil mengadakan Mumaseta luar biasa (MLB). Dalam MLB ini terjadi Amandemen AD/ART yang menghasilakan diadakannya kembali PLA II sebagai jenjang keanggotaan menuju Anggota Utama.
Masa kepengurusan Danang Septiawan berakhir pada Mumaseta V tahun 2005 pada bulan April 2005. Dalam Mumaseta V 2005 terpilih Yulkhifli Firmansyah (Agribisnis ’03) sebagai Ketua Umum.. Formatur/Ketua Umum bersama Danang Septiawan dan Lukman Purba Wahyudi selaku Mide formatur membentuk dewan Pengurusan Permaseta masa bakti 2005-2006. Pada masa kepengurusan Yulkhifli Firmansyah kegiatan yang diadakan tidak jauh berbeda dengan program kerja kepengurusan sebelumnya. Perbedaan itu adalah diadakannya Olimpiade Sosek dengan peserta se-Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Workshop Web Design serta Sosek to Sosek.
Masa kepengurusan Yulkhifli Firmansyah berakhir pada Mumaseta VI tahun 2006 pada bulan April. Dalam Mumaseta VI 2006 terpilih Nanang Haryanto (PKP ’04) sebagai Ketua Umum. Selain itu juga terpilih Lukman Purba Wahyudi (Agribisnis ’03) sebagai delegasi MPM. Ketua Umum bersama Yulkhifli Firmansyah dan Aisyah Auliasari selaku Mide formatur membentuk dewan pengurus Permaseta 2006-2007.
Pada Mumaseta VII tahun 2007 terpilih Lukman Hakim (SEP ’05) sebagai Ketua Umum. Dengan terbentuknya 6 Departemen antara lain departemen MSDM, Birokrat, DIPSI, Keprofesian, Litbang dan KWU.
Salam Profesi !!!
Ketua Umum PERMASETA
- Luqman Setiawan PKP 96
- Rurianto SEA 98
- Bayu Adi Kusuma PKP 99
- Agung Pamujianto SEA 01
- Danang Septiawan SEA 02
- Yulkhifli Firmansyah SEA 03
- Nanang Harianto PKP 04
- Lukman Hakim PKP 05
- Sulthon Saladin SEA 07
- Agung Widyanto Firmansyah AGB08
- Ilham Nugroho AGB09
- Dipo Prayoga AGB10